Sabtu, 12 Maret 2011

Cinta vs Pekerjaan




"Oke, sudah cukup, sayang" (c)mydebtfirm.com
Apa jadinya kalau Anda merasa bak prioritas kedua setelah pekerjaan oleh si dia? Jangan takut, baca trik untuk "bersaing" dengan pekerjaannya! KapanLagi.com - Cosmopolitan

Akhir pekan jadi suatu momen yang ditunggu-tunggu, tak hanya karena itu adalah saatnya Anda tak harus bangun pagi dan bergegas ke kantor, tapi juga karena saatnya berkencan sudah tiba. Tapi yang bikin kesal adalah kalau semua skenario romantis yang sudah dirancang dengan apik harus kacau balau hanya karena si dia mendapat telepon di menit-menit terakhir dari bos. Akhirnya, alih-alih menghabiskan malam romantisnya dengan Anda, si dia malah "bercinta" dengan tumpukan pekerjaan di kantor. Pertanda burukkah ini?

Masalahnya Adalah...

Apakah Anda pernah mengalami hal di atas? Atau merasa kesal karena si dia kerap terlambat datang ke tempat kencan, atau bahkan sama sekali lupa karena pekerjaannya yang tak kunjung selesai di kantor? Atau lebih buruk lagi, si dia justru meninggalkan Anda di tengah kencan karena ada meeting penting mendadak yang tak boleh dilewatkan? Cosmo mengerti dengan kejadian seperti ini wajar saja bikin Anda jadi bertanya-tanya "Apakah pekerjaannya lebih penting dari pada saya?"

Ternyata: sebelum Anda mulai marah-marah Anda harus tahu dulu kalau sebenarnya perasaan dinomorduakan ini berasal dari rasa insecure yang ada dalam diri Anda. "Kalau seseorang sudah merasa secure terhadap dirinya maka dia tidak akan merasa perlu lagi membandingkan antara dirinya dan pekerjaan itu," begitu kata Dinastuti, M. Si., Psi., dosen Fakultas Psikologi dari Universitas Katolik Atmajaya.

Satu lagi, seseorang cenderung memiliki hubungan yang berpola. Misalnya begini, kalau hubungan Anda sekarang kerap dilanda masalah akibat intervensi pekerjaan si dia, coba ingat permasalahan yang kerap timbul di hubungan-hubungan terdahulu. Anda akan kaget mengingat penyebab hubungan Anda kandas kembali terjadi lagi. "Kalau sudah begini, sebaiknya Anda bertanya pada diri sendiri, apakah memang memiliki kecenderungan tertarik dengan pria yang workaholic atau memang Anda yang belum merasa secure dengan diri sendiri?" ujar Dinastuti.

Ini Triknya

Ini bukan berarti Anda lantas mengatasnamakan perasaan insecure di dalam diri saja dan menutup mata atas semua kebiasaan si dia yang sebenarnya bikin Anda merasa terganggu, lho! "Yang pasti, apapun yang berjalan di luar kebiasaan jelas patut dipertanyakan," Dinastuti menambahkan.

KUNCI #1: KOMUNIKASI

Jadi seorang yang asertif selalu merupakan hal yang bagus, darling. Maka jika Anda merasa mulai tidak nyaman dengan "pilihan prioritas" si dia, katakan saja terus terang. Tapi ingat, hindari pertanyaan yang sifatnya menyerang atau menuduh. Karena seperti halnya Anda, si dia juga punya hal-hal yang bikin stres di kantor. Jadi sepertinya tuduhan seperti, "Alasan, kamu pasti bukan sibuk, tapi selingkuh?!" jelas tak membantunya jadi makin relaks.

KUNCI #2: CARI TAHU!

Mencari tahu seperti apa pekerjaan sebenarnya bisa membantu Anda untuk lebih mengerti kenapa ia begitu sibuk. "Caranya bukan dengan bertanya tanpa henti apa yang sedang ia kerjakan, tapi tanyalah baik-baik sambil menunjukkan interest, jadi bukan hanya sekedar basa-basi," saran Dinastuti. Dijamin ia akan langsung tampak berbinar kala bercerita soal kegiatan dan pencapaiannya di kantor. Jadi bagian dari sesuatu yang bikin si dia begitu bersemangat justru bikin poin Anda bertambah, lho.

KUNCI #3: SAMPAI DI MANA DEAL BREAKER ANDA?

Kalau Anda sudah merasa terlalu sering dikecewakan karena selalu saja "kalah" dari pekerjaannya dan tak sanggup lagi meneruskan hubungan dengan si dia, berarti Anda sudah mencapai titik deal breaker itu. Deal breaker tiap orang jelas berbeda-beda. Yang pasti sebelum mengambil keputusan, lihat dulu intensitas hubungan yang selama ini sudah terjalin. Jika menurut Anda layak dipertahankan, berarti yang Anda butuhkan adalah komunikasi dan kompromi. Tapi kalau Anda merasa hanya jadi cameo dalam kehidupannya, lantas buat apa buang-buang waktu? Anda masih muda dan cantik, jelas layak mendapatkan pria yang bisa bikin Anda merasa bak putri raja.

POIN PENTING!

Simak apa kata Rene S. Canoneo, seorang Career Coach dan Partner di Amrop Hever berikut ini untuk mempermudah Anda mengambil langkah yang tepat.

Tak sama

Karier dan pekerjaan adalah dua hal yang berbeda. Pada hakikatnya karier dan cinta memiliki pencarian yang sama, happiness dan fulfillment. Itu artinya si dia telah mengetahui apa passion serta tujuan hidupnya. Lain halnya dengan pekerjaan, yang dicari adalah pengakuan, harta, serta ketenaran. Kalau sudah begini jangan menyerah, Anda bisa bantu ia mencari apa passion-nya.

Tujuan akhir

Kalau tugas memanggil terkadang memang tak mengenal waktu. Tapi di sisi lain, jangan dilihat dari sekelumit masalah itu saja, tapi gambarannya secara keseluruhan. Karena kalau yang dilihat hanya dari satu mikroskopik kecil saja, yang ada memang hanya kesalahan dan kekecewaan. Tapi kalau diangkat ke gambaran yang lebih besar, Anda akan melihat kalau itu semua ia lakukan, pada akhirnya, untuk Anda, yang dilalui sekarang mungkin memang sulit, tapi kalau semua kerja kerasnya terbayarkan, tentu Anda juga yang akan diuntungkan nanti.

Putuskan, jalankan!

Tanya pada diri sendiri, apakah Anda mau berada di sana. Kalau sudah memutuskan untuk mendampinginya, berarti Anda harus berkomitmen dan meyakini kalau kesibukannya sekarang adalah untuk sesuatu yang lebih baik nanti.

Hubungan seperti apa?

Anda harus tahu seperti apakah hubungan yang tengah dijalani sekarang ini. Kalau sudah jelas-jelas bisa melihat si dia lebih mementingkan sesuatu (baca: pekerjaan) ketimbang yang lain (baca: Anda), hanya karena mengejar recognition dari rekan-rekannya yang lain atau pun dari atasan, then the answer is there, darling: Anda terlalu berharga buat pria ini. (Cosmo/meg)
woman.kapanlagi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KANDUNGAN DAN MANFAAT BUAH NAGA

Buah naga adalah buah yang hanya tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Seperti namanya, buah ini memiliki kulit menyerupai sisik naga dan b...