Sabtu, 12 Maret 2011

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI-SISTEM REPRODUKSI JANTAN

LAPORAN PRAKTIKUM
EMBRIOLOGI
Praktikum 1
SISTEM REPRODUKSI JANTAN
Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah praktikum Embriologi





Oleh:
LINDA HERLIYANI
206 200 791 / BIO C / VI

Tanggal praktikum         : 26 Februari 2009
Tanggal pengumpulan    : 5 Maret 2009
Dosen praktikum                        : Iwan S.Pd


PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009

SISTEM REPRODUKSI JANTAN
·         Tanggal praktikum   : 26 Februari 2009
·         Tujuan praktikum    :
-       Mengetahui anatomi system reproduksi jantan (eksternal dan    internal).
-       Menganalisis sperma mulai dari bentuk, jumlah, motilitas, dan velositas sperma.
I.          PENDAHULUAN
            Alat-alat reproduksi adalah alat-alat yang mendukung reproduksi seksual pada hewan mamalia. Selain itu, tubuh mamaliapun telah dilengkapi dengan alat-alat tubuh lainnya. Organ genital pada suatu individu merupakan kelengkapan alat reproduksi yang berfungsi untuk berkembang biak dan memperoleh keturunan. Organ kelamin jantan dan organ kelamin betina berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing, (Cartono, 2004).
Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran rreproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan sdaluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer, 2003:19).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik padda umumnya melakukan fertilisasid\ di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna). (Pratiwi,1996:101).
Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara interna organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel sperma meluncur menuju rahim.
System reproduksi jantan terdiri atas :
1. testis
2. epididimis
3. duktus deferens
4. kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa, prostate dan bulbouretralis )
5. uretra
6. penis

Pada mamalia alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, saluran deferen, vesikula seminalis, kelenjar prostata, uretra dan penis. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan di bungkus oleh skrotum, Skortum berbentuk sebuah kantung yang membungkus testis. Testis tersusun oleh bentukan menyerupai cacing yang disebut epididimis yang merupakan wadah sperma.
      System genital pria terdiri atas kelenjar kelamin jantan yang disebut testis, terdapat sepasang menghasilkan sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa. Selain itu juga dapat menghasilkan hormon androgen, jadi bersifat sebagai kelenjar endokrin. Sebagai kelenjar endokrin, sel-sel intersitiel yaitu yang disebut sel-sel leydig, menghasilkan testoteron yang selain mempengaruhi prilaku reproduksi, juga menumbuhkan ciri-ciri kelamin sekunder seperti tumbuhnya bulu-bulu pada tempat tertentu, menebalnya pita suara, dan  membesarnya larink atau jakun, (Suripto,994).
      Selama perkembangannya testes (tunggal, testis), turun dari rongga tubuh melalui saluran inguinalis kedalam kandung buah pelir (skrotum). Di dalam testes terdapat sejumlah tubula seminiferus yang menghasilkan sperma dan cairan sperma. Sperma tersebut disimpan didalam epididimis yaitu suatu saluran yang panjang dan ramping, (Cartono, 2004).
      Epididimis ini ke bagian atas (ke bagian rongga tubuh) dihubungkan saluran sperma (vas deferens). Ke dalam saluran sperma ini juga akan masuk saluran dari kandung sperma (vesicular seminalis) yang selanjutnya bersatu dengan saluran ejakulasi. Saluran ini melalui kelenjar prostata akan masuk kedalam uretra bagian atas. Cairan sperma akan ditambah oleh skresi dari kandung sperma, kelenjar prostate dan kelenjar cowper’s.
      Uretra merupakan saluran umum untuk cairan sperma dan urin yang memanjang dari kantung air seni, melalui penis menuju ke lubang bagian luar penis. Pada dasarnya alat-alat reproduksi pria terdiri ala-alat kelamin luar dan alat-alat kelamin dalam, (Cartono, 2004).
      Alat kelamin luar, terdiri dari penis dan skrotom. Penis merupakan organ reproduksi pria yang berperan dalam kopulasi. Penis menyampaikan sel sperma ke dalam alat reproduksi wanita, (Cartono, 2004). Penis terdiri atas jaringan elastis berserabut, dan diantaranya terdapat ruang-ruang lembut yang biasanya banyak. Biasanya ruang ini kosong dan penisnya bersifat bunga karang dan kenyal. Di tengah-tengah penis, sejajar dengan panjangnya terdapat pembuluh kecil. Namanya urethra atau pembuluh kencing, dan yang berhubungan dengan kandung kencing. Bagian utama dari penis terdapat atas apa yang dinamakan corpora cavernosa, (MB. Marenda, 1989).

Kelenjar-kelenjar asesoris pelengkap
Kelenjar vesikulosa, merupakan suatu kantung yang tumbuh dari van deferens. Lapisan mukosanya membentuk lipatan-lipatan yang menjorok keluar, diikuti lamina propria yang berupa jaringan ikat dan lapisan otot polos. Kelenjar vesikulosa menghasilkan zat sebagai bahan nutrisi bagi sperma. Kelenjar prostate, merupakan masa dari sel-sel otot polos dan jaringan ikat fibroblastis. Merupakan kelenjar tubule-alveolar bercabang majemuk dengan jumlah saluran pelepasan yang banyak jumlahnya. Proses sekresi prostat tergantung darpada testoteron seperti halnya kelenjar vesikulosa. Kelenjar prostate menghasilkan mucus sebagai pelumas. Kelenjar bulbouretra, merupakan kelenjar tubule-alveoler dengan epitel jenis mukosa. Kelenjar bulbouretra menghasilkan mucus, (Suripto, 1994).
Yang termasuk kelenjar pelengkap adalah sepasang vesikula seminalis, prostate (yang pada tikus terdiri atas tiga lobi, sedangkan pada mamalia berupa bangunan tunggal), dan sepasang kelenjar bulbo uretra atau kelenjar cowper. Pada berbagai spesies terdapat variasi yang sangat berbeda, baik mengenai ukuran relatifnya maupun bentuk anatomi kelenjar-kelenjar aksesorisnya.
Sel-sel sperma yang ditemukan dalam tubulus semi niverus serta duktus-duktus ekskreterius bagian proximal tidak dapat bergerak. Sel-sel sperma ini kemudian dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah mengadakan kontak dengan apa yang disebut dengan plasma semen, (http://tumoutou.net/6_sem2_023/elvia_hernawan.htm)
Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit (trace) vitamin-vitamin serta enzi-enzim.

II.    ALAT DAN BAHAN

Alat
Bahan
-    Alat Bedah ( Gunting, scalpel, pinset dan baki )
-       Tikus Putih ( Rattus norvegicus)
-       jantan galur Wistar.
-    Kaca Objek, dan Kaca Penutup
-       Larutan Garam fisiologi ( Nacl 0,9% )
-    Pipet Tetes
-       Kloroform ( CHCL3 )
-    Kaca arloji / Cawan Petri

-    Bejana, dan kapas

-    Bally couter

-    Mikkroskop

-    Kamar hitung improved Neubauer dan pipa isp eritrosit

-    Jarum pentul


III.  CARA KERJA
1.      Anatomi Sistem Reproduksi Jantan
1.1. Bagian eksternal



Tikus dibius didalam wadah yang sudah tersedia di laboratorium dengan menggunakan larutan kloroform yang diteteskan ke kapas.  
 


 







Bedahlah tikus dengan menggunting kulit dan otot perut dekat penis kea rah anterior hingga bagian dada. Lanjutkan pembedahan ke kanan dank e kiri diafragma serta ke kanan dank ke kiri penis.  Tarikalh kulit dan otot perut ke masing-masing tepi agar tampak organ visera khususnya organ urogenitalia.
 
1.2 Bagian Internal











Amatilah organ dalam pada tikus tersebut terutama organ reproduksinya. Setelah itu gambarlah anatominya pada lembar kerja dan bandingkan dengan litelature.
 
 








2.      Analisis Sperma
Untuk melanjutkan analisis sperma, gunting dan tempatkanlah testis, kaput epididimis, korpus epididimis, kauda epididimis, dan vas deferens masing-masing pada cawan petri atau kaca arloji yang berisi larutan fisiologis.
2.1. Bentuk Sperma
Insisi testis dan tiap bagian epididimis, lalu teteskan dengan pipet masing-masing suspensinya (jangan tercampur) pada kaca objek dan tutup dengan kaca penutup.
 
 


                                                                                             
Amatilah dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x10 dan 10x40. Gambarkan dan deskripsikan, dan bandingkan bentuk atau morfologi sperma, baik yang diambil dari testis maupun dari triparti epididimis.
 
 




2.2.Jumlah Sperma





Urutlah vas deferens dengan pinset mulai dari pangkal hingga bagian ampulanya, tampunglah cairan yang keluar pada kaca arloji yang berisi 5 tetes NaCl 0.9%. aduklah perlahan hingga merata, lalu encerkan satu tetes suspense ini dalam 49 tetes larutan NaCl 0,9%, sehingga diperoleh pengenceran 50 kali. Aduklah dengan baik, kemudian letakan satu tetes pada hemositometer improved Neubauer dan tutuplah dengan kaca penutup sedemikian sehingga suspense merata, namun tidak masuk parit hemositometer.
 





Hitung sperma dibawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali pada lima ruang R untuk eritrosit. Jumlah sperma per mL dihitung dengan rumus : 5R x F x P x 1000, dimana 5R jumlah total sperma dari 5 ruang yang dihitung, F factor koreksi hemositometer (0,4), dan P besar pengenceran (50).
 
 












2.3 Motilitas Sperma





Teteskan satu tetes suspense sperma pada kaca objek dan tutup dengan kaca penutup. Buatlah batas hitung pada okuler dari bagian pinggir film bekas. Dengan kotak ini hitunglah sperma yang tak bergerak, kemudian geserkan preparat hingga diperoleh jumlah sperma dari 20 kotak hitungan misalnya A.
 





Masukan preparat kedalam inkubator dan panaskan dengan suhu 50 hingga 600C selama tiga menit. Dengan cara yang sama, perhatikan dan hitung jumlah sperma yang tak bergerak,misalnya B. motilitas sperma (%) adalah (B-A)/B x 100%.
 
 






2.4  Velositas Sperma


2.4 Velositas Sperma






Teteskan suspense sperma pada hemositometer. Perhatikan dibawah mikroskop (10 x 40) sperma yang bergerak melintas dua garis yang berdekatan (jarak 1/20 mm).
 





Catatlah waktu lintas dalam detik. Besar  velositas sperma selanjutnya dapat dinyatakan dalam mm per detik. 
 
 














IV.    HASIL PENGAMATAN
Ø Kelompok 1
a.      Gambar Sistem Reproduksi Tikus Jantan bagian Eksterna
Gambar
keterangan









                                                   








b.      Gambar Sistem Reproduksi Tikus Jantan Bagian Internal serta Sistem Ekskresinya
Gambar
Keterangan



















Ø Kelompok 2
Morfologi Spermatozoa Tikus
Organ Asal
Gambar
Deskripsi


Testis


Perbesaran 10x40

Kepala bulat agak besar sedangkan ekornya pendek


Kaput Epididimis


Perbesaran 10x40


Kepala lonjong dan ekor panjang



Korpus Epididimis


Perbesaran 10x40

Kepala kecil ada sitoplasma ditengah ekor


Kauda Epididimis



Perbesaran 10x40


Cirinya sama dengan di kauda epididimis lebih sempurna
Ø  Kelompok 3
Penghitungan Jumlah Spermatozoa Tikus


1
2
3
4
5

R                                          :
7
10
5
6
20

∑ R                                      : 48

F                                          : 0,4

P                                          : 50

Jumlah sperma/mL           : ∑R x F x P x 1000  = 48 x 0,4 x 50 x 1000

= 960.000/mL

Ø  Kelompok 4
a.      Penghitungan Motilitas Spermatozoa Tikus

1
2
3
4
5
Rata-rata
Sperma 25 C (A)

210




210
Sperma 60 C (B)

210




210

Motilitas (%)            : B-A  X 100% = 210-210  =    0    X 100% = 0%
                                     B                           210          210



b.      Penghitungan Velositas Spermatozoa Tikus


1
2
3
4
5
Rata-rata
Waktu tempuh (detik)

1,58
1,56
1,9
53
42
49,75
Jarak tempuh (mm)

0,05
0.05
0,05
0,05
0,05
0,05
Velositas (mm/detik)

0,0004
0,0004
0,0007
0,0009
0,0011
0,001



V.          PEMBAHASAN
Pembahasan pada praktikum kali ini adalah pembahasan tentang Sistem Reproduksi Jantan pada Tikus, dimana kita dibagi kedalam beberapa kelompok dan diberi tugas pengamatan yang berbeda-beda mulai dari mengamati anatomi system reproduksi jantan yang meliputi bagian eksternal dan bagian internal dari anatomi system reproduksi jantan pada Tikus, dan juga menganalisis sperma yang dimulai dari bentuk sperma, jumlah sperma, motilitas sperma, dan velositas sperma. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut.
            Alat-alat reproduksi adalah alat-alat yang mendukung reproduksi seksual pada hewan mamalia. Selain itu, tubuh mamaliapun telah dilengkapi dengan alat-alat tubuh lainnya. Organ genital pada suatu individu merupakan kelengkapan alat reproduksi yang berfungsi untuk berkembang biak dan memperoleh keturunan. Organ kelamin jantan dan organ kelamin betina berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing, (Cartono, 2004). Pada dasarnya alat-alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Alat kelamin dalam yaitu terdiri dari testis, saluran pengeluaran, dan kelenjar kelamin.
1.   Testis
Testis merupakan organ reproduksi yang sangat penting bagi laki-laki karena didalamnya terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan sel-sel kelamin laki-laki (sperma) dan menghasilkan hormone testoteron. Testis berbentuk oval dan berjumlah sepasang dalam testes banyak terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Organ ini dilindungi oleh struktur yang disebut skrotum.
2.   Saluran pengeluaran atau duktus ekskresi terdiri atas vas deferens, epididimis, vas deferens, saluran ejakulatories, dan uretra.
·         Vas eferens merupakan saluran penghubung tubulus seminiferus dengan epididimis. Saluran ini tidak tampak dari luar.
·         Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok didalam testis yang berfungsi sebagai penyimpan sperma sampai sperma matang.
·         Vas deferens merupakan saluran lanjutan epididimis, dan bersambung pada saluran ejakulatories atau saluran pemancaran.
·         Saluran ejakulatories, Saluran ini berjumlah sepasang yang berfungsi memancarkan semen ke bagian uretra. Cairan semen mengandung sperma dan zat-zat lain yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar reproduksi laki-laki
·         Uretra berfungsi untuk mengalirkan sperma dan air kencing (urin), (Cartono, 2004).
3.   Kelenjar kelamin terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
·          Kelenjar Vesikula seminalis
Ada sepasang kelenjar vesicularis yang terletak di kanan-kiri ampula duktus deferens. Pada ruminansia kelenjar ini besar dan susunannya berlobus-lobus. Pada kuda kelenjar ini bentuknya memanjang.Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara ke dalam urethra, secara umum muaranya menjadi satu dengan ampula sehingga ada 2 muara di kiri dan kanan. Muara ini disebut ostium ejaculatorium. Kadang-kadang muaranya terpisah, yaitu muara kelenjar vesicularis berada di bagian cranial dari kelenjar ampula. Sekresi kelenjar ini banyak mengandung protein, potasium, fruktosa, asam sitrat, asam askorbut, vitamin dan enzim, warnanya kekuning-kuningan karena banyak menagndung flavin dengan pH 5,7-6,2.@Sekresi kelenjar vesicularis pada sapi merupakan 50% dari total volume ejakulasi, sedangkan pada kuda dan babi lebih sedikit prosentasenya.


·            Kelenjar Prostata
Pada sapi sepasang, berbentuk bulat dan tidak berlobus. Kelenjar ini lebih dikenal daripada kelenjar vesicularis. Terdiri dari 2 bagian, badan prosatata dan prostata yang cryptik. Bagian badan prosatata terdapat di belakang ampula dekat diatas urethra pars pelvina, sehingga disebut corpus prostata.@Badan prostata berukuran lebar 2,5-4,0 cm dan tebal 1,0-1,5 cm. Bagian prostata yang cryptik disebut pars disseminata. Pars diseminata mengelilingi urethra pars pelvis. Di bagian dorsal ukurannya mencapai tebal 1,0-1,5 cm, panjang 10-12 cm dan tertutup oleh otot urethra. Sekresi kedua bagian ini melalui beberapa muara kecil masuk ke dalam urethra. Sekresinya banyak mengandung ion an organik (Na, Cl, Ca, Mg). Pada sapi sekeresinya sangat encer dan mempunyai pH yang basa (7,5-8,2).
·            Kelenjar Cowper (Kelenjar Bulbourethralis)
Memiliki sepasang, terdapat disebelah kanan dan kiri uretra bulbouretralis, dibawah musculus bulbo spongiosus. Pada sapi kelenjar ini sebesar buah kemiri, padad dan mempunyai kapsul dan ukurannya lebih besar.
Sedangkan alat kelamin luar terdiri dari Penis dan Skrotum.
1.   Penis
Penis merupakan organ reproduksi pria yang berperan dalam kopulasi. Penis menyampaikan sel sperma ke dalam alat reproduksi wanita. pada manusia penis terdiri atas tiga (pada mamalia domestikasi dan mamalia laboraturium terdiri atas dua buah) bangunan silinder disebut korpora covernosa penis.  Ujung penis yang disebut dengan glan penis, dilengkapi dengan suatu produk pada korpora kalvernosanya. (www.contohskripsitesis.com/backup/Tugas%20Kuliah/Anatomi%20dan%20fungsi%20reproduksi%20hewan%20j)
2.   Skrotum
Skrotum adalah dua lobus kantong yang membungkus testis. Pada kebanyakan spesies skrotum berlokasi di daerah inguinal diantara dua kaki. Kulit di daerah skrotum berbulu halus dan jarang, serta kurang mengandung lemak di bawah kulit. Pada fase embrional, skrotum mempunyai original jaringan yang sama dengan labia mayor pada hewan betina. Skrotum tersusun dari lapisan terluar yang terususun dengan serabut otot polos, tunika dartos. Tunika dartos membagi skrotum menjadi 2 bagian dan ini menempel pada tunika vaginalis. Skrotum berfungsi untuk melindungi dan menyokong testis, mengatur temperatur testis dan epididymis supaya temperatur dalam testis 4-7‹C dibawah temperatur tubuh.
 Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) terjadi di dalam testis. Struktur sperma terdiri dari kepala, leher, dan ekor. Di dalam kepala terdapat zat akrosom yang tersusun atas enzim hialurodinase dan proteinase. Zat ini berfungsi meluruhkan lapisan pelindung sel telur sehingga sperma dapat membuahi sel telur. Sedangkan pada leher sperma terdapat mitokondria yang berfungsi menghasilkan energy sehingga sperma dapat bergerak.
Produksi sperma dikendalikan oleh hormone Folice Stimulating Hormone (FSH) dan Luinizing Hormone (LH), pada saat sperma diproduksi, dihasilkan juga hormone testosterone yang merupakan pengendali FSH dan LH.
Perjalanan sperma untuk keluar dari tubuh adalah sperma bergerak dari tubulus seminiferus menuju epididimis dan tinggal disini sekitar tiga minggu sampai menjadi sperma dewasa. Selanjutnya sperma memasuki saluran vas deferens hingga ujung saluran dan bercampur dengan tiga macam secret hasil sekresi kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. Ketiga secret tersebut bersifat basa yang berguna agar sperma tetap hidup dan bergerak lincah dalam uretra dan saluran genital wanita yang bersifat asam. Selanjutnya semen keluar dari ujung vas deferens menuju saluran ejakulatories dan uretra yang merupakan saluran kencing. Keluarnya semen dari dalam tubuh disebut ejakulasi, (Cartono, 2004: 249)
Sebelum ejakulasi biasanya kondisi penis menegang. Keadaan ini disebut dengan ereksi. Saat ejakulasi, tempat keluar urin tertutup otot sekitarnya sehingga semen dan urin tidak bercampur. Volume semen yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi sekitar 2ml-5ml yang mengandung sekitar 50 juta sperma. Jika sperma yang kurang dari 20 juta, kecil kemungkinan terjadi pembuahan, (Cartono, 2004: 250).
                  Pada praktikum kali ini saya beserta kelompok saya yaitu kelompok 4 diberi tugas untuk mengamati motilitas dan velositas sperma tikus. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut.
                              Pada motilitas sperma, sperma yang bergerak sebanyak 0 % hal ini dikarenakan spermanya sudah banyak yang mati dan sedikit yang bergerak itupun hanya beberapa, karena kualitas sperma itu dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah Gerak sperma ada empat macam, yaitu gerak lurus cepat, gerak lurus lambat, gerak di tempat, dan tidak bergerak. "Yang ada gunanya untuk pembuahan adalah yang bergerak maju (gerak lurus cepat dan gerak lurus lambat). Jumlah sperma yang bergerak maju yang dibutuhkan untuk pembuahan minimal 50 persen dari keseluruhan sperma yang keluar,
                  Sel-sel sperma yang ditemukan dalam tubulus semi niverus serta duktus-duktus ekskreterius bagian proximal tidak dapat bergerak. Sel-sel sperma ini kemudian dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah mengadakan kontak dengan apa yang disebut dengan plasma semen.
                  Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit (trace) vitamin-vitamin serta enzi-enzim.















VI.       DAFTAR PUSTAKA

ü  (http://one.indoskripsi.com/content/anatomi-dan-fungsi-reproduksi- hewan-jantan).
ü  Cartono, 2005. Biologi Umum. Bandung: Prisma Press
ü  M.B Marenda, 1989. Antara Kebutuhan Sex dan Kesehatan. Jakarta: Gita Karya
ü  Pratiwi,DA. 1996. Biologi 2. Jakarta: Erlangga
ü  Suripto, 1994. Struktur Hewan. Bandung: Penerbit ITB
ü  Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang: Jurusan Biologi UM




LAMPIRAN

Jawaban Hasil diskusi dari pertanyaan yang ada didalam modul praktikum:
1.      Hubungan system Reproduksi dan system Ekskresi
a.       Anatomis system Reproduksi dan system Ekskresi
       

b.      Proses pengeluaran Sperma dan urin
System ekskresi dan system reproduksi mempunyai kaitan yang erat karena system reproduksi dipelajari bersamaan dengan system ekskresi yang mengagambarkan adanya kaitan yang erat antara keduanya. Perjalanan sperma untuk keluar dari tubuh adalah sperma bergerak dari tubulus seminiferus menuju epididimis dan tinggal disini sekitar tiga minggu sampai menjadi sperma dewasa. Selanjutnya sperma memasuki saluran vas deferens hingga ujung saluran dan bercampur dengan tiga macam secret hasil sekresi kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. Selanjutnya semen keluar dari ujung vas deferens menuju saluran ejakulatories dan uretra yang merupakan saluran kencing. Hal ini membuktikan bahwasannya system reproduksi dan system ekskresi mempunyai hubungan yang erat. (Cartono, 2004: 249). Saat ejakulasi, tempat keluar urin tertutup otot sekitarnya sehingga semen dan urin tidak bercampur.(Cartono, 2004: 250).

2.      Macam-macam parameter
3.      Pengertian dan prinsip kerja dari Kastrasi, Vasektomi, dan bahan antifertilitas, sperma beku, inseminasi buatan, dan upaya membantu pasangan ingin punya anak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KANDUNGAN DAN MANFAAT BUAH NAGA

Buah naga adalah buah yang hanya tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Seperti namanya, buah ini memiliki kulit menyerupai sisik naga dan b...